Masjidil Haram

masjdil haram
masjdil haram

Tentang Masjidil Haram Makkah, Bangunan Termahal Di Bumi

Keutamaan Masjidil Haram.

🔷 Masjidil Haram adalah tempat beribadah pertama yang dibangun di bumi.

Dalil:

اِنَّ اَوَّلَ بَيْتٍ وُّضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِيْ بِبَكَّةَ مُبٰرَكًا وَّهُدًى لِّلْعٰلَمِيْنَۚ ۝٩٦

“Sesungguhnya rumah (ibadah) yang mula-mula dibangun untuk manusia ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”
(QS. Ali ‘Imran: 96).

🔷 Shalat satu kali di Masjidil Haram nilainya seperti shalat 100.000 kali di masjid lain.

Dalil:

“Salat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 salat di masjid lainnya, kecuali Masjidil Haram. Dan salat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 salat di masjid lainnya.”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

🔷 Masjidil Haram adalah arah kiblat seluruh umat Islam saat shalat.

دْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَاۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ ۝١٤٤

“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram…”
(QS. Al-Baqarah: 144).

✅ Berapa luas tanah dan bangunan masjidil haram?

Luas Masjidil Haram saat ini terdiri dari dua aspek utama:

▪ Luas Tanah (Lahan) Masjidil Haram. Sekitar 400.000 meter persegi (400 hektar).

Termasuk pelataran luar, jalan akses, dan area proyek perluasan terbaru.

▪ Luas Bangunan Masjidil Haram. Luas bangunan utama (termasuk lantai bawah, atas, mezzanine, dan rooftop): sekitar 356.800 meter persegi.

Bangunan bertingkat yang digunakan untuk shalat tersebar di berbagai area, termasuk area mataf (tawaf), sa’i (Shafa-Marwah), dan mas’a yang juga bertingkat.

✅ Berapa kapasitas masjidil haram saat ini?

Setelah berbagai proyek perluasan, kapasitas Masjidil Haram telah meningkat secara signifikan.

Perluasan fase ketiga yang baru saja selesai memungkinkan masjid ini menampung hingga 2 juta jamaah.

Selain itu, area mataf (tempat tawaf) telah diperluas hingga 12.350 m², memungkinkan kapasitas hingga 107.000 jamaah per jam tawaf.

✅ Berapa biaya pembangunan masjidil haram?

Biaya pembangunan dan perluasan Masjidil Haram sangat besar karena proyek ini dilakukan dalam beberapa tahap dan mencakup teknologi modern, infrastruktur besar, serta pengadaan lahan di sekitar kawasan suci.

▪ Proyek Perluasan Terbesar (Era Raja Abdullah dan Raja Salman)

Perkiraan biaya: Lebih dari 100 miliar riyal Saudi (sekitar USD 26,6 miliar atau Rp 400 triliun).

Proyek ini mencakup:

– Perluasan area tawaf (lantai mataf).
– Pembangunan bangunan baru bertingkat.
– Sistem pendingin dan ventilasi canggih.
– Terowongan, eskalator, dan lift modern.
– Infrastruktur jalan, terminal bus, serta jalur kereta (Haramain Express).

▪ Total Investasi Sejak Zaman Raja-Raja Saudi.

Jika dihitung sejak awal modernisasi (zaman Raja Abdul Aziz hingga sekarang), total biaya pembangunan dan renovasi Masjidil Haram bisa mencapai lebih dari 150 miliar riyal Saudi (sekitar Rp 600 triliun).

Proyek ini tidak hanya berfokus pada masjid saja, tapi juga penataan kota Makkah secara keseluruhan: hotel, fasilitas jamaah, sistem keamanan, dan layanan kesehatan.

Berapa kebutuhan listrik Masjidil haram? Buat apa saja?

Masjidil Haram di Makkah memiliki kebutuhan listrik yang sangat besar untuk mendukung operasionalnya yang berlangsung 24 jam sehari dan melayani jutaan jamaah.

Berdasarkan laporan dari TV Saudi Al Ekhbariya, masjid ini mengonsumsi hampir 100 megavolt ampere (MVA) listrik setiap hari, dengan tagihan listrik bulanan mencapai sekitar 15 juta riyal Saudi (sekitar USD 4 juta atau Rp 66 miliar).

Konsumsi energi yang tinggi ini disebabkan oleh berbagai fasilitas canggih yang tersedia di Masjidil Haram, antara lain:

– Sistem audio dengan lebih dari 8.000 speaker
– Lebih dari 120.000 unit lampu penerangan
– Sistem pendingin udara berkapasitas 155.000 ton
– 883 unit pendingin ruangan
– 4.323 kipas ventilasi dan misting (penyemprot butiran air halus)
– 519 eskalator
– Lebih dari 8.000 kamera pengawas (CCTV).

Semoga menambah wawasan kita tentang Masjid terbaik dan terbesar dan termulia bagi semua kaum Muslimin.

Tempat teraman di bumi Allah Azza Wa Jalla

Dalil:

فِيهِ ءَايَٰتٌۢ بَيِّنَٰتٌ مَّقَامُ إِبْرَٰهِيمَ ۖ وَمَن دَخَلَهُۥ كَانَ ءَامِنًا ۗ وَلِلَّهِ عَلَى ٱلنَّاسِ حِجُّ ٱلْبَيْتِ مَنِ ٱسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا ۚ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ عَنِ ٱلْعَٰلَمِينَ


”…Dan barangsiapa memasukinya (Masjidil Haram), maka dia aman…”
(QS. Ali ’Imran: 97)

Allahu a’lam. Barakallah fiikum.

Ibadah Penuh Makna dan Transformasi Diri

Haji khusus

Sewarna – Ibadah Penuh Makna dan Transformasi Diri

Ibadah haji adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik, finansial, maupun perjalanan. Namun, lebih dari sekadar kewajiban, haji adalah perjalanan spiritual yang mengandung makna mendalam dan mampu memberikan transformasi diri bagi setiap orang yang melaksanakannya.

Haji: Perjalanan Fisik dan Spiritual

Haji bukan hanya perjalanan fisik menuju Tanah Suci, tetapi juga sebuah perjalanan batin yang mengubah cara pandang dan mendekatkan seorang Muslim kepada Allah SWT. Setiap langkah yang diambil di tanah suci adalah kesempatan untuk membersihkan hati, menghapus dosa, dan memperbarui niat serta tekad dalam menjalani kehidupan.

Dengan melaksanakan haji, seorang Muslim tidak hanya mengikuti serangkaian ritual, tetapi juga merasakan pengalaman luar biasa yang memperkuat keimanan dan ketakwaan. Di antara momen paling signifikan adalah saat berada di Arafah, di mana setiap jamaah berkumpul, merenung, berdoa, dan memohon ampunan serta keberkahan kepada Tuhan.

Makna Ritual-ritual Haji

Setiap ritual dalam ibadah haji mengandung pesan moral yang dalam dan bisa dijadikan pelajaran hidup:

    1. Ihram: Mengawali perjalanan dengan mengenakan pakaian ihram adalah simbol kesederhanaan dan pengabaian status duniawi. Semua jamaah, tanpa memandang latar belakang sosial, ekonomi, atau etnis, mengenakan pakaian yang sama, mengingatkan kita bahwa di hadapan Allah, semua manusia adalah sama.

    2. Tawaf: Ritual tawaf, mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali, melambangkan siklus kehidupan manusia yang selalu berputar mengarah kepada Allah. Ini juga mengingatkan kita untuk selalu berfokus pada tujuan hidup yang hakiki.

    3. Sa’i: Menyusuri bukit Safa dan Marwah berulang kali mengingatkan kita pada perjuangan Hajar yang mencari air untuk anaknya, Ismail. Ritual ini mengajarkan kita tentang kesabaran, ketekunan, dan pengharapan, serta mengingatkan kita untuk tidak pernah putus asa dalam mencari rezeki dan berkah dari Allah.

    4. Mabit di Mina: Menginap di Mina dan melempar jumrah menjadi pengingat akan perjuangan Nabi Ibrahim dan keluarganya dalam menghindari godaan setan. Ini adalah simbol untuk membuang jauh-jauh segala bentuk keburukan dan godaan duniawi, serta menguatkan tekad untuk selalu berada di jalan yang benar.

    5. Kurban: Penyembelihan hewan kurban setelah pelaksanaan ibadah haji adalah simbol kepatuhan dan pengorbanan. Seperti Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya demi ketaatan kepada Allah, kita diajak untuk siap berkurban demi kebaikan umat dan untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Haji sebagai Sarana Pembersihan Diri

Salah satu aspek yang sangat mendalam dari ibadah haji adalah kemampuannya untuk membersihkan hati dan pikiran. Di tengah hiruk-pikuk dunia yang penuh dengan godaan, ibadah haji memberikan kesempatan bagi setiap individu untuk menanggalkan segala hal duniawi dan fokus pada hubungan dengan Tuhan.

Haji mengajarkan kesederhanaan. Saat melakukan tawaf, tidak ada perbedaan antara yang kaya dan yang miskin, antara yang terkenal dan yang biasa saja. Semua jamaah berdiri sama di hadapan Allah. Proses ini mengingatkan kita bahwa dunia ini hanyalah sementara, dan yang lebih penting adalah amalan kita di hadapan Tuhan.

Transformasi Diri Setelah Haji

Bagi banyak orang, melaksanakan haji adalah momen yang merubah kehidupan mereka secara keseluruhan. Haji tidak hanya memberikan pengalaman spiritual, tetapi juga membuka mata hati seseorang terhadap nilai-nilai kehidupan yang lebih dalam. Banyak jamaah yang merasa bahwa setelah kembali dari haji, mereka menjadi lebih sabar, lebih tawakal, lebih peduli pada sesama, dan lebih bertanggung jawab dalam menjalani hidup sehari-hari.

Haji juga menjadi pengingat untuk selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan Allah. Proses ibadah yang panjang dan penuh tantangan ini mengajarkan kita untuk lebih menghargai setiap detik hidup dan segala pemberian Tuhan. Haji membuat kita lebih menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah amanah dari Allah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.

Kesimpulan

Ibadah haji lebih dari sekadar sebuah kewajiban agama. Ia adalah perjalanan spiritual yang penuh makna, yang mengajak setiap Muslim untuk memperbaharui niat, membersihkan hati, dan menguatkan ikatan dengan Allah. Melalui ritual-ritualnya, haji mengajarkan kesederhanaan, ketekunan, dan pengorbanan, yang akan terus menginspirasi perjalanan hidup seseorang setelah kembali dari Tanah Suci.

Haji bukan hanya ibadah fisik yang menyatukan umat Islam dari seluruh penjuru dunia, tetapi juga sebuah kesempatan untuk memperbaiki diri, membersihkan hati, dan kembali kepada fitrah sebagai hamba Allah yang sejati.